Sunday, November 09, 2008

Cerpen-Bagian 6 . BINTANGKU (2000 – 2008)

Cerita ini hanya Fiksi belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat, alamat blog, dan lain sebagainya, itu hanya karangan penulis saja.


Puteri dan Bintang


Begitu berat rasanya meninggalkan kampus tercinta ini, tetapi demi untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) tetap saya jalani. Menempuh perjalanan lebih kurang 6 jam akhirnya saya dan mahasiswa Perancis sampai di pemukiman di pinggir hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung Barat.Saya berniat untuk langsung menghubungi Ratna setelah sampai di tujuan.Ternyata tidak ada sinyal.Saya coba berjalan keluar rumah tetapi tetap saja tidak ada sinyal.


Kami menginap disalah satu rumah penduduk, dan kami beristirahat supaya besok bisa mulai melakukan survei awal. Pagi hari yang cukup sejuk dengan kicau burung yang bersahutan menambah suasana pagi ini terasa menyenangkan. Setelah sarapan pagi, kami berdua berangkat menyusuri pinggiran hutan melihat kondisi hutan yang berbatasan dengan pemukiman penduduk. Tidak lupa saya membawa ponsel dengan harapan akan mendapat sinyal disuatu tempat. Sesekali saya terjatuh karena jalanan yang cukup terjal, tetapi kami terus berjalan menyusuri jalan setapak sampai tengah hari kami kembali ke pemukiman penduduk. Perjalanan yang cukup jauh yang ditempuh jalan kaki. Sesampainya di rumah penduduk, saya mencari-cari ponsel saya yang saya taruh disaku celana. Ternyata tidak ada, saya periksa tas saya juga ternyata tidak ada. Saya telah kehilangan ponsel saya, mungkin saja terjatuh pada saat perjalanan tadi. Padahal semua nomor teman-teman ada disana semua, termasuk nomor saya sendiri juga tidak hafal ada disana.


Selama tiga bulan melaksanakan penelitian saya berusaha untuk mengenyampingkan permasalahan-permasalahan pribadi yang akan mengganggu kalau saja permasalahan itu tetap dipikirkan. Tiga bulan ini terasa lama sekali dan merasa ada sesuatu yang hilang dalam diri ini, terkadang saya keluar malam dan melihat bintang-bintang bersinar dan berharap dia juga akan melihat bintang itu. Seharusnya pada waktu dia meminta saya untuk menjadi bintang dihatinya, saya jawab iya. Baru terasa sekarang betapa itu sangat berarti.


Akhirnya data-data yang diperlukan untuk penelitian saya sudah cukup diperoleh sesuai dengan waktu yang ditentukan. Di hari terakhir kami berjalan-jalan melalui jalan yang pertama kami lalui ingin melihat pemandangan di atas bukit dan mendokumentasikannya. Indah sekali melihat pemandangan dari ketinggian. Setelah puas melihat pemandangan kami kembali ke perkampungan. Dalam perjalanan pulang saya melihat sesuatu yang yang sudah tidak asing lagi untuk saya, sebuah posel yang selama ini saya cari-cari, saya sangat senang sekali, walau sudah rusak tetapi mungkin masih bisa diperbaiki. Tidak sabar rasanya ingin segera sampai kampus. Perjalanan pulang ini terasa lebih lama dibandingkan waktu berangkat. Karena lelah, saya tertidur di bus pada saat dibangunkan kami sudah sampai di terminal Raja Basa. Dari terminal itu tidak jauh menuju kampus, kami tinggal naik angkot dan 10 menit kemudian kami sudah sampai kampus. Kami berpisah dan saya langsung menuju kosan. Setelah sampai menyimpan barang-barang di kosan saya langsung pergi mencari tempat reparasi ponsel. “Ponsel dan nomor ini sudah tidak bisa digunakan lagi” teknisi ponsel mengatakan hal itu kepada saya. Saya sedih mendengar itu, dan kembali ke kosan. Dengan sedikit sisa uang disaku saya membeli ponsel bekas dan membeli nomor perdana 085658825320.


Keesokan harinya saya pergi ke kampus, ke FKIP untuk mencari teman-teman Ratna yang mungkin mengetahui kabar dia sekarang. Sangat sulit bagi saya, ternyata selama ini saya hanya mengenal baik dirinya, tanpa kenal teman-temannya yang lain. Dengan usaha yang keras saya pun berhasil menemui salah satu teman dekatnya namanya Tia yang belum wisuda, dari Tia saya memperoleh informasi bahwa Ratna sudah diwisuda bulan September 2004 dan Ratna waktu itu terlihat sedih karena ingin bertemu dengan saya sebelum pulang ke rumahnya di Yogyakarta. Dan dari Tia juga saya peroleh nomor ponselnya, tetapi setelah dicoba sudah tidak aktif lagi. Sepertinya sudah tidak ada harapan lagi untuk menemuinya. Saya mencoba untuk tidak memikirkan itu lagi dan fokus ke skripsi.


Alhamdulillah, pada tanggal 24 Maret 2005 saya diwisuda. Sehari sebelumnya kedua orang tua datang ke kosan supaya bisa hadir di acara wisudaan tepat pada waktunya. Setelah foto-foto dengan teman-teman yang diwisuda dan keluarga, saya dan keluarga kembali kembali ke kosan, terasa ada hilang yang mungkin juga ini yang dirasakannnya pada saat dia diwisuda. Tiga hari di rumah sudah tidak nyaman dan karena masih terlibat dengan proyek dosen , saya pamitan ke orang tua untuk kembali lagi ke kampus sekalian mencari pekerjaan. Setibanya di kampus saya langsung masuk ruangan komputer dan mulai berinternet ria dan posting blog, mencurahkan segala macam yang ada dikepala melalui tulisan di blog. Postingan yang tidak jelas dan terkadang hanya musik-musik yang diambil dari youtube.com beserta liriknya. Kalau masih diberi kesempatan ingin rasanya mengajarkan dia untuk membuat blog seperti yang dia inginkan. Benar-benar merasa kehilangan dan merasa bersalah karena tidak bisa memberikan terbaik untuk dia. Penyesalan memang selalu datang diakhir, saya hanya berharap suatu saat nanti akan bisa memperbaikinya.

Hijau Daun - (Suara Ku Berharap)



Sudah tiga tahun (2008) berjalan saya masih mengingatnya dan tetap berharap bisa bertemu lagi, disela-sela kesibukan saya ikut terlibat dalam kegiatan di kampus, dan membantu mengajar beberapa matakuliah. Tidak tahu disini terasa nyaman dan enggan untuk pergi. Malam ini (8 November 2008) tidak tahu kenapa saya ingin sekalii menulis sesuatu di blog, tetapi hujan turun dan saya tidak bisa pergi malam-malam ke laboratoirum komputer dengan kondisi hujan seperti ini. Akhirnya saya urungkan keinginan saya itu dan mulai mengoreksi hasil ujian mahasiswa. Keesokan harinya (9 November 2008) pukul 9.15 saya pergi ke labkom bersama laptop yang sering menemani saya tidur. Setelah sampai langusung saja saya menuju ke lantai 3 dan mulai menghidupkan komputer. Di luar cuacanya mendung dan tidak tahu kenapa saya merasa sedih tanpa alasan, sambil mengetik saya teringat dengan percakapan dulu dengan dia mengenai ” Puteri dan Bintang” , kemudian saya membuka google.com dan memasukkan kata kunci ” puteri dan bintang” , hasil dari pencarian itu banyak sekali, satu persatu dibuka. Tidak Terasa sudah dua jam berlalu, dari kata kunci itu tidak ada hal yang menarik disana walau hampir semua halaman dibuka. Tetapi saya tertegun melihat link di google.com bertuliskan blog yang memposting dengan judul ”
Puteriku dan Bintangku ” yang ditulis oleh nama yang tidak asing lagi ”Dyah Ratna Ayu”. Dengan perasaan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata dan berharap dia yang selama beberapa tahun ini saya pikirkan akan saya temui kembali. Perlahan saya arahkan kursor ke link itu kemudian klik kanan dan pilih Open Link in New Tab dan perlahan blog itu terbuka. Air mata ini mengalir seperti aliran sungai yang tiada henti ketika membaca blog yang ternyata itu ditunjukan kepada saya dari Ratna. Di blog itu bertuliskan:


Puteriku dan Bintangku


Blog ini saya buat dengan harapan ada seseorang yang saya inginkan menjadi bintang di hati ini. Setelah kembali ke Yogyakarta saya berharap bisa kembali ke Lampung untuk menemui bintangku yang tertinggal disana, tetapi keluarga tidak mengijinkan karena mereka berharap saya bisa bekerja menjadi guru dan tidak jauh dari keluarga. Sekarang saya sudah menjadi guru di Matematika dan menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas lain. Keluarga sudah meminta saya untuk segera berkeluarga karena usia saya yang sudah mencukupi untuk menikah. Berkali-kali saya menolak permintaan mereka dengan alasan yang tidak masuk akal menurut mereka. Pada awal tahun 2006 saya pernah berniat untuk pergi ke Lampung dengan sedikit memaksa mereka untuk mengijinkan saya, tetapi mereka tetap tidak mengijinkan dan waktu itu ibu sedang sakit-sakitan, saya akhirnya mengalah.


Pada pertengahan 2006 keluarga meminta saya untuk menikahi seseorang yang tidak saya kenal, saya berusaha menolak, tetapi kali ini mereka memaksakannya. Sempat menjadi masalah karena saya juga tetap dengan pendirian saya. Malam harinya saya keluar untuk melihat apakah bintang itu masih ada disana?. Bintang itu akan tetap ada di sana dan saya yakin itu. Dari kejadian itu hubungan saya dengan keluarga mulai renggang dan mengakibatkan penyakit ibu kambuh lagi, kali ini cukup parah dan harus dirawat di rumah sakit. Saya sangat sedih dan merasa bersalah karena itu. Saya tidak tahu harus berbuat apa, saya berharap bintang itu ada disaat saya memerlukannya. Tetapi tidak ada pilihan lain, kondisi ibu makin memburuk dan akhirnya pada pertengahan 2006 itu juga kami melangsungkan pernikahan.


Pada saat tulisan ini dibuat, saya sudah dikaruniai orang anak kembar berumur 1, 5 tahun, laki-laki dan perempuan yang diberi nama ” Filia Puteri W. dan Bintang Dwi Putra W.” seperti yang pernah kita bicarakan dulu (”Puteri dan Bintang ”) . Saya berusaha belajar untuk membuat blog dan berharap bintangku akan membacanya, dengan membeli buku manual pembuatan blog dan sekalian kedua anak saya juga saya buatkan blog. Mungkin suatu saat nanti mereka akan memerlukannya. (Ratna)”


Saya tidak tahu apakah harus senang atau sebaliknya setelah mengetahui kabarnya. Waktu terasa begitu cepat untuk suatu perubahan yang saya sendiri tidak mengharapkan perubahan itu. Semua sudah ada yang mengatur dan semua saya kembalikan kepada-Nya. Kebersamaan dan persahabatan dulu ingin saya akhiri dengan sebuah diakhiri dengan sebuah ikatan yang suci ”pernikahan”, namun belum sempat terucap berharap menunggu waktu yang tepat untuk itu. Sekarang hanya saya simpan dihati ini menemani bintang yang mungkin tidak bersinar lagi. (The End?)

Yovie&Nuno-Sempat Memiliki



Related Posts by Categories



0 comments:

Post a Comment